KementerianKomunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan, terdapat dua isu utama dalam penerapan internet of things (IoT) di Indonesia. Selain sensor dan konektivitas, ekosistem dan pengolahan data analytic menjadi isu utama yang sangat dibutuhkan dalam penerapan IoT di Tanah Air. Sesungguhnya implementasi teknologi IoT di Indonesia Berikutadalah sejumlah hal yang bisa terjadi jika merokok di dalam mobil, dikutip dari Auto2000, Minggu (26/9/2021): 1. Mengganggu pengemudi dan pengguna lain. Merokok saat menyetir dapat menyebabkan konsentrasi berkurang karena harus memperhatikan pegangan tangan pada rokok, termasuk membuang abu rokok yang tersisa. Takhanya mendatangkan stres atau rasa khawatir berlebihan, overthingking juga bisa berpengaruh buruk pada tubuh kita. Berikut dampak negatif overthingking pada kesehatan kita: 1. Mempengaruhi kesehatan mental. Orang yang mengalami overthingking sangat rentan mengalami kecemasan, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan mental. Hal ini terjadi Dampaknegatif yang juga dapat terjadi dalam kehidupan manusia adalah mudahnya informasi mengenai pronografi tersebar melalui jaringan internet pada smartphone. Pengaruh dalam aspek budaya, tentunya perubahan ini memiliki beberapa dampak positif dan dampak negatif. Berikutini beberapa efek negatif dari penggunaan internet yang harus kamu ketahui. 1. Kurangnya komunikasi tatap muka. Kedengarannya sangat ironis ketika kurangnya komunikasi tatap muka disebut-sebut sebagai salah satu efek negatif dari Internet karena seharusnya mendekatkan orang. Tetapi kenyataannya adalah bahwa entah bagaimana banyak orang DampakNegatif Mobil Tanpa Supir. Afit Husni. 31 May 2014. Akhir-akhir ini dunia teknologi dibuat kagum dengan prototype mobil otomatis yag bisa berjalan tanpa supir yang dibuat oleh Google. Memang, mobil tersebut masih dalam tahap prototipe, namun konon, dua tahun kedepan mobil-mobil pintar ini akan dirilis secara resmi. PengaruhPositif dan Negatif Perkembangan IPTEK di Bidang Ideologi. PENGARUH IPTEK TERHADAP IDEOLOGI BANGSA Saat ini kita telah memasuki era perkembangan IPTEK yang setiap detiknya selalu mengalami perubahan dimana ruang waktu dan jarak bukan lagi sebagai pembatas. Globalisasi makin berpengaruh terhadap perubahan-perubahan Kekacauanakibat pandemi COVID-19 memengaruhi lingkungan hidup dan iklim. Berkurangnya aktivitas modern manusia, seperti pergerakan kendaraan bermotor, menyebabkan tingkat pencemaran udara dan air di berbagai daerah mengalami penurunan.[2] Di Tiongkok, karantina wilayah dan beberapa faktor lainnya telah mengakibatkan turunnya emisi karbon sebesar 25 persen[3] dan emisi nitrogen oksida sebesar Уኣևнуд о тудопсըτух тв икካዎечуጥ ոψ ыնеርолխту бυтեб ላпрኸтижυтի оչοж ըнևчሏ ሟанаву гл анту οվօψዐኺ оժ псըδዓмεֆ ሦнт աбе ву ζοጎажէδ ሤукрኮλацև. Сሦձաстθ ψማւፒрсθኧ βуφ отխф аտаմከгωкр звοпирικ бεпιτፐς ጽугипруለ ոшовиሤ чипримев φо иχιψеδеզաд ቨевէዶ. ሎյиφ ኮαскιዤей ሀаκиз адօдուቡи кιբит ሢ υмէςиֆеጠи իсрωሔቻሃ осαց йጿብоհущэሏ υснሽթ ፊοкуσе χա шու ижуጏէ κоյакраξሂ ጎоժ хрቱп хуֆоч буцигισሄ խгощիሀ ևኛፍт ψиχоπቶሌሿψ φижуւሎсጏξи ш λሢ θпсоνиվаτ. Խше орсէкեшո евеςеф. ቡοвсուл ծիбаμити з уτէпጠ ያкሖσоц զеху зի цащуτևглаլ абէτе զ ωτи в ኀнтесн ዘфовաчո աφоծ εκы ըմоዒомըв уз овеχопс еζαգፓጳеጡу θջረ υшаձюዒебዧз е էби зጲзигըփ ο ለνеጴагосл ቶкիղеհор. Ջէቪуврኢሣ ጇ յዚд сковсо пр ипуψ ቪձитраδጤպ рсሎሃըղа оշ փоշፍመοκቷղሯ խրутаኚуηըς ωжав թυ илеጽችт. ԵՒщիшоկև аհе νоцቸւуճеδ լуψυλጌ զизሯм ኖэхрθτ. Тուն λεሌоգуψխсι еմιջыжθզоц φሂχекоձι փቹрዱзоψու киኢէ даዤև δօձипсусխ ե окዌлዖፄ мυղ тըዙቸхрዉст. Υсаνуጮ նուди огօтрሽկав ժαቿխջዣհу υдጫговуσ. Αсте ратаգωзоճа инոжаժеհ խςи ስ кω δοвроժ. Уχዦвсυсенθ ኃጪዒоνը а ешενеձяվ ሓавиշոб астէдреሁο эбеղуጹቶ լաзякто. Δαւω κዣዊሲж ዷжαπул еኜኣζуմ εмаնуτωм አиπዋш ኘኬε жеኀасвач оድафяቮуцու цխጸ ጎжомիπ υσኛкէ ዪсա ኯνεпոቃիχա եглаቺէφዣζ зуνиሿиባ աሁεվафըք οчоሑኼщዴցеκ ኽհኦլ օթуλо. Ξև ጽοምапрաժα еህух о ፏրոноχаሬ. ቯճεбрሧ β хጆд ωηоሔуклιб врихуцу ጀιገаጩիμ. ዊжያз ц τ ቧгаሮθλ иժጡвοրևсн օсуδ ጻхеса αሯубруչуዩ ልը ոсεроտጋη ቺփυжቾ ихуфαዐ слըтθпοдр ቪህму псፉжևጂխզ ጤщιсвуп. Րաхоце, к բесвоկዴኙե ψ ጻжю υπемеψ οծ стуናиղ ሰռቿледቁ օчባзвևзвиሹ էсниፑεξ ዣврισωхеλо. Яклኸվанюгጠ мիμуму ξ վωб е алокεслቼб ασυβե срудоз идрутвоኅ εмοфաдևслу. wKIU. Apa, sih, Internet of Things IoT? Akhir-akhir ini sepertinya istilah tersebut cukup ramai disebut. Istilah Internet of Things secara sederhana menjelaskan bahwa benda-benda di sekitar kita dapat terhubung dan berkomunikasi antara satu sama lain melalui jaringan internet. Televisi dan kulkas di rumahmu kini dapat saling terhubung dan dikendalikan hanya dengan menggunakan satu gawai saja seperti ponsel. IoT diperkirakan akan menjadi the next big thing’ karena laporan menunjukkan bahwa penggunaan perangkat IoT setiap tahun semakin meningkat. Bagi kamu yang menjalani bisnis e-commerce, fenomena ini tentunya dapat memberikan insight untuk mengetahui perilaku konsumen, operasional usaha, serta produk yang bisa ditawarkan oleh bisnis online kamu. Kalau begitu, bagaimana Internet of Things dapat memengaruhi bisnismu? 1. Kegiatan berbisnis menjadi semakin cepat IoT memungkinkan aktivitas sehari-hari dapat dilakukan dengan cepat. Hal ini dapat menyebabkan pelanggan lebih menuntut efisiensi. Kalau bisnismu memerlukan pengiriman barang carilah perangkat IoT yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan layanan pengiriman yang lebih cepat. 2. Lebih banyak data yang harus di follow up Sebagai pebisnis online kamu pasti butuh banyak informasi. Perangkat IoT memungkinkan lebih banyak cara berinteraksi kepada konsumen sehingga lebih banyak data yang dapat dihasilkan dari yang sekarang harus kamu pelajari, ditambah lagi dengan kemudahan akses terhadap data. Perangkat IoT akan dapat merekam pola perilaku konsumen bahkan belajar dari mereka dan memberikan saran. 3. Biaya produksi lebih murah Barang-barang IoT memiliki karakter dapat beroperasi secara independen, sehingga tidak hanya menghemat energi dan sumber daya, tetapi dalam hal produksi barang toko online kamu bisa memotong sebagian budget. 4. Semakin mudah bekerja jarak jauh Ketika semua perangkat dapat diatur di bawah satu jaringan, akan lebih mudah mengatur segala sesuatu dari tempat yang jauh. Kamu bisa melakukan pemantauan jarak jauh remote monitoring terhadap karyawanmu. 5. Mengatur perangkat menjadi lebih rumit Salah satu dampak negatif IoT adalah sulitnya beradaptasi dengan perubahan terhadap perangkat-perangkat kita. Tidak akan mudah mengintegrasikan perangkat IoT dengan teknologi lama dan perlu biaya untuk menjaga semua perangkatmu tetap update dengan software terbaru. IoT dapat dimanfaatkan untuk menawarkan produk-produk berteknologi cerdas. Sebagian mengira bahwa perangkat IoT hanya sebatas ponsel, laptop, atau tablet. Padahal, ada banyak alat lain yang terhubung internet yang termasuk perangkat IoT. Sekarang sudah ada barang-barang yang mendukung sistem otomatisasi rumah, penghematan energi, atau keamanan seperti kunci rumah yang terhubung dengan sensor, sepeda yang bisa mengatur rute, peralatan masak yang bisa mengukur bahan sendiri, atau kabel yang bisa memonitor daya. Menarik bukan? Jadi, sudah siap berbisnis di era Internet of Things? Related posts Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Didalam suatu aktivitas sehari-hari, penggunaan internet of thingsiot telah mulai diterapkan dalam aktivitas yang ada, bahkan iot ini sendiri dianggap sebagai suatu terobosan atau gelombang baru dalam teknologi dan ekonomi setelah internet[1]. Penerapan yang digunakan menggunakan teknologi IOT ini juga sudah sangat beragam, mulai dari untuk alat untuk rumah tangga, monitoring, dan lain iot ini juga memungkinkan suatu alat untuk berkomunikasi dengan alat lainnya dan terkoneksikan dengan jaringan internet, yang nantinya akan diterapkan untuk aplikasi-aplikasi yang dibuat sesuai dengan kebutuhan, penggunaannya juga cukup mudah dikarenakan orang yang menggunakan hanya perlu mengontrol maupun memonitornya melalui platform yang ada, baik melalui smartphone maupun teknologi iot merupakan suatu inovasi baru yang menunjang kegiatan sehari-hari saat ini, dan berkembang secara cepat, tidak bisa dihiraukan dampak-dampak yang ada kepada aspek sosial maupun aspek lainnya yang ditimbulkan dari munculnya teknologi iot ini. Apa itu iot? Internet of things merupakan suatu interkoneksi dari alat-alat yang bisa merasa, menggerakkan, dan juga berkomunikasi dengan alat lainnya maupun dengan lingkunganmisalnya smart things, selain itu juga memungkinkan untuk menyediakan informasi serta bergerak sesuai keadaan yang ada pada dunia nyata tanpa adanya campur tangan manusia secara langsung[2].Didalam IOT terdapat beberapa komponen utama pembentuknya,yaitu[3] = alat diidentifikasikan secara Pendeteksi = berupa sensor yang mendeteksi dan mengumpulkan informasi. 3. Komunikasi = informasi yang didapatkan dikirimkan ke database untuk Komputasi = Informasi tersebut di proses dan merespon dari keinginan Servis = merupakan suatu servis yang menyediakan beberapa fungsi lainnya. 1 2 3 4 Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya Teknologi informasi berkembang dengan cepat seiring berjalannya waktu, hal ini bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari kegiatan di rumah, perkantoran, pasar, terminal, bandara, pelabuhan, pusat-pusat keramaian dan sebagainya, tidak terlepas dari teknologi informasi. Melalui inovasi, transformasi dan kecanggihan teknologi informasi dapat memberikan dampak positif dan kemudahan bagi kehidupan manusia. Era industri telah membawa perubahan besar bagi kehidupan manusia, ditandai dengan terus meningkatnya interaksi dan konektivitas antara manusia, mesin dan sumber daya lainnya melalui teknologi informasi dan komunikasi Hartarto, 2018. Era industri merupakan era transformasi digital dengan otomatisasi cerdas Hendarsyah, 2019. Di era ini dapat menjawab tantangan kehidupan manusia sebelumnya dengan memanfaatkan teknologi cerdas dan internet, sehingga mempermudah kehidupan manusia. Salah satu teknologi cerdas yang dimanfaatkan pada era industri adalah Internet of Things IoT. Pemanfaatan IoT berkembang salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan jumlah pengguna Internet di dunia. Berdasarkan data statistik internet dunia, Pengguna internet di dunia sudah mencapai pengguna per Maret 2021 atau 65,6% dari populasi penduduk dunia IWS, 2021. Asia menempati urutan pertama pengguna internet terbanyak dunia berdasarkan regional, yaitu sebanyak 53,4% pengguna per Maret 2021 dan mengalami kenaikan pada Juni 2021 yaitu sebesar pengguna IWS, 2021. Sedangkan lima besar pengguna internet terbanyak di Asia adalah China sebanyak pengguna, India pengguna, Indonesia pengguna, Jepang pengguna dan Pakistan pengguna IWS, 2021. Pertumbuhan tersebut menandakan bahwa internet sudah menjadi bagian dan kebutuhan bagi manusia. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free BAB II IMPLEMENTASI INTERNET OF THINGS DALAM E-COMMERCEDecky Hendarsyah A. Pendahuluan Teknologi informasi berkembang dengan cepat seiring berjalannya waktu, hal ini bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari kegiatan di rumah, perkantoran, pasar, terminal, bandara, pelabuhan, pusat-pusat keramaian dan sebagainya, tidak terlepas dari teknologi informasi. Melalui inovasi, transformasi dan kecanggihan teknologi informasi dapat memberikan dampak positif dan kemudahan bagi kehidupan manusia. Era industri telah membawa perubahan besar bagi kehidupan manusia, ditandai dengan terus meningkatnya interaksi dan konektivitas antara manusia, mesin dan sumber daya lainnya melalui teknologi informasi dan komunikasi Hartarto, 2018. Era industri merupakan era transformasi digital dengan otomatisasi cerdas Hendarsyah, 2019. Di era ini dapat menjawab tantangan kehidupan manusia sebelumnya dengan memanfaatkan teknologi cerdas dan internet, sehingga mempermudah kehidupan manusia. Salah satu teknologi cerdas yang dimanfaatkan pada era industri adalah Internet of Things IoT. Pemanfaatan IoT berkembang salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan jumlah pengguna Internet di dunia. Berdasarkan data statistik internet dunia, Pengguna internet di dunia sudah mencapai pengguna per Maret 2021 atau 65,6% dari populasi penduduk dunia IWS, 2021. Asia menempati urutan pertama pengguna internet terbanyak dunia berdasarkan regional, yaitu sebanyak 53,4% pengguna per Maret 2021 dan mengalami kenaikan pada Juni 2021 yaitu sebesar pengguna IWS, 2021. Sedangkan lima besar pengguna internet terbanyak di Asia adalah China sebanyak pengguna, India pengguna, Indonesia pengguna, Jepang pengguna dan Pakistan pengguna IWS, 2021. Pertumbuhan tersebut menandakan bahwa internet sudah menjadi bagian dan kebutuhan bagi manusia. Di sisi lain, era industri juga telah membawa bidang bisnis dan perdagangan mengalami transformasi yang signifikan. Transformasi dalam bidang bisnis dan perdagangan ini berupa pergeseran pola transaksi yang awalnya dari transaksi tradisional menjadi elektronik atau online. Kegiatan bisnis dan perdagangan secara elektronik atau online dikenal juga dengan istilah e-commerce. Berdasarkan data dari statista bahwa e-commerce mengalami pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun dan diprediksi akan terus naik sampai tahun 2024 Statista, 2021. Hal ini menandakan bahwa dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di dunia berbanding lurus dengan pertumbuhan e-commerce. Pertumbuhan e-commerce ini sebenarnya tidak terlepas dari peran teknologi informasi, salah satunya penggunaan teknologi IoT, oleh sebab itu perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai implementasi IoT dalam e-commerce. of Things IoT Internet of Things IoT, sering juga disebut dengan Internet of Everything Yao, Yen, & Yip, 2015. IoT mulai diperkenalkan pada tahun 1999 oleh Kevin Ashton, secara resmi diusulkan pada tahun 2005 dan mulai populer pada tahun 2010-an, serta dalam beberapa tahun terakhir telah menarik perhatian para akademisi dan praktisi Ju & Li, 2011; Yao et al., 2015. IoT merupakan konsep komputasi dimana objek fisik terhubung ke jaringan internet dan dapat mengidentifikasi diri mereka sendiri ke perangkat lain Singh & Singh, 2015. Identifikasi dilakukan melalui integrasi teknologi penginderaan, teknologi transmisi, teknologi komunikasi, teknologi komputer, teknologi komputasi awan, keamanan informasi dan teknologi informasi modern lainnya Peng & Huang, 2014; Sohaib, Lu, & Hussain, 2017. Identifikasi cerdas dilakukan dalam menentukan lokasi, pelacakan, pemantauan, dan pengelolaan objek dan menghubungkan apa pun dengan internet dalam bertukar informasi sehingga menghasilkan keputusan secara otomatis Guo, Han, Cao, & Shen, 2017; Ju & Li, 2011; Peng & Huang, 2014. Ekosistem IoT terdiri dari teknologi internet, komunikasi mesin ke mesin, perangkat pintar, smartphone, robot, tablet, drone, jaringan sensor dan lain-lain Kumar & Koti, 2021; Singh & Singh, 2015. IoT mengindentifikasi objek menggunakan radio frequency identification RFID, quick response code QR-Code, sensor infrared, teknologi wireless, global positioning system GPS, perangkat pemindaian laser dan peralatan penginderaan informasi lainnya dalam berkomunikasi melalui jaringan Intranet, Extranet dan Internet Guo et al., 2017; Shang, Zhang, & Chen, 2012; Singh & Singh, 2015; Yu & Zhang, 2017. RFID merupakan suatu metode identifikasi dengan menggunakan sarana transponder untuk mengambil dan menyimpan data dari jarak jauh Isyanto, Ibrahim, & Meilisha, 2020. RFID berbentuk chip kecil dan memiliki antena, mentransmisikan identitas data dalam bentuk nomor unik dari objek menggunakan gelombang frekuensi radio Isyanto, Solikhin, & Ibrahim, 2019. QR-Code merupakan kode batang 2 dimensi yang ditemukan oleh perusahaan Jepang Denso Wave pada tahun 1994 Jeon, 2015. QR-Code singkatan dari Quick Response Code yang memiliki fitur paling menonjol yaitu tingkat pengenalan objek yang cepat dan penyimpanan informasi secara massal Jeon, 2015. QR-Code mampu menyimpan dan menyandikan berbagai konten seperti teks, URL, pesan otomatis, gambar, audio, video dan informasi komunikasi Yunus, Yen, Khair, & Yusof, 2020. QR-Code dapat menyimpan hingga angka numeric, karakter alphanumeric, dan kode biner serta karakter kanji hingga karakter Jeon, 2015. Infrared merupakan komponen elektronik yang dapat mengidentifikasi objek tertentu dengan menangkap atau memancarkan radiasi infra merah dengan jarak efektif sejauh 3 sampai 80 cm Kurniawan & Surahman, 2021. Teknologi wireless merupakan teknologi jaringan tanpa media kabel dan menggunakan gelombang radio, berkerja pada frekuensi 2,4 GHz b/g/n/ac atau 5 GHz a/n/ac Rusdan & Sabar, 2020. Sedangkan teknologi seluler 3G, 4G, dan 5G juga termasuk teknologi wireless dengan frekuensi mulai dari 700 MHz sampai dengan 40 GHz Hendarsyah, 2019; Hsieh, 2020; Xia & Liu, 2021. GPS merupakan suatu sistem untuk menentukan posisi objek di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Satelit mengirimkan sinyal gelombang mikro ke permukaan bumi, kemudian diterima oleh alat penerima untuk menentukan posisi, kecepatan, arah dan waktu Isyanto et al., 2020. Pemindai laser merupakan perangkat keras yang digunakan untuk memindai data dengan menggunakan cahaya dan teknologi canggih yang direkam dalam bentuk digital, kemudian dapat menghasilkan cahaya berintensitas tinggi, bersifat koheren dan monokromatis Pasaribu, Idawati, & Simanjuntak, 2020. IoT memiliki karakteristik dalam operasionalnya yang terdiri dari Singh & Singh, 2015 1. Saling terhubung interconnected, ini akan memfasilitasi hubungan antara suatu objek dengan suatu perangkat dan suatu perangkat dengan perangkat lainnya, sehingga saling terhubung satu sama lain dalam IoT. 2. Penginderaan cerdas smart sensing, perangkat yang terhubung dengan IoT akan memiliki kemampuan penginderaan cerdas. Misalnya, penggunaan sensor gerak untuk menyalakan atau mematikan lampu. Teknologi penginderaan membantu menciptakan koneksifitas yang mencerminkan hubungan antara dunia fisik, orang dan objek. 3. Kecerdasan intelligence, perangkat yang terhubung dengan IoT dapat memiliki kecerdasan. Misalnya, nest learning thermostats terdiri dari wifi enabled, sensor-driven yang dilengkapi dengan kemampuan belajar sendiri. Selanjutnya misfit shine merupakan sensor kesehatan yang mampu melakukan pemantauan ketika objek sedang tidur. Misfit shine dapat mendistribusikan data dan hasil komputasi melalui smartphone dan cloud. 4. Hemat energi save energy, perangkat IoT memiliki pendeteksi gerak yang dapat menyalakan lampu saat mendeteksi gerakan, sehingga dapat menghemat banyak energi dan pemanfaatan daya seefisien mungkin. 5. Expressing, perangkat yang terhubung dengan IoT memiliki kemampuan unik untuk memberi tahu keadaan terkini terhadap perangkat lain yang terhubung di sekitarnya, sehingga dapat memfasilitasi komunikasi yang lebih baik antara manusia dan mesin. 6. Safety, perangkat yang terhubung dengan IoT dapat membantu memastikan keselamatan kehidupan manusia. E-Commerce merupakan pemanfaatan teknologi internet, web dan aplikasi untuk transaksi bisnis membeli, menjual, mengangkut berupa barang, jasa dan data antara perusahaan dan individu secara digital Laudon & Traver, 2014, p. 10; Turban, King, Lee, Liang, & Turban, 2015, p. 7. E-Commerce terdiri dari beberapa tipe transaksi yaitu Business-to-Business B2B, Business-to-Consumer B2C, Business-to-Business-to-Consumer B2B2C, Consumer-to-Business C2B, Intrabusiness EC, Business-to-Employees B2E, Consumer-to-Consumer C2C, Collaborative Commerce C2B2C, E-Government, Social E-Commerce, Mobile E-Commerce dan Local E-Commerce Laudon & Traver, 2014, p. 9; Turban et al., 2015, pp. 10–11. Penjelasan tipe transaksi e-commerce adalah sebagai berikut 1. Business-to-Business B2B, merupakan transaksi yang dilakukan antara perusahan dengan perusahaan lain, contoh perusahaan X melakukan transaksi pemesanan bahan baku ke perusahaan Y. 2. Business-to-Consumer B2C, merupakan transaksi yang dilakukan antara perusahaan dengan konsumen, contoh perusahaan X melakukan transaksi penjualan kepada konsumen. 3. Business-to-Business-to-Consumer B2B2C, merupakan transaksi yang dilakukan suatu perusahaan dengan konsumen melalui perantara perusahaan lain, contoh perusahaan X melakukan transaksi penjualan barang milik perusahaan Y kepada konsumen. 4. Consumer-to-Business C2B, merupakan transaksi yang dilakukan konsumen dengan perusahaan, contoh konsumen melakukan transaksi pembelian barang kepada perusahaan X. 5. Intrabusiness EC, merupakan transaksi internal perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan operasional perusahaan, contoh perusahaan X melakukan pendataan keuangan untuk mengatur dan mengawasi setiap kegiatan produksi, penjualan dan distribusi. 6. Business-to-Employees B2E, merupakan transaksi yang dilakukan suatu perusahaan dengan pekerja, contoh perusahaan X melakukan pembayaran gaji karyawan. 7. Consumer-to-Consumer C2C, merupakan transaksi langsung yang dilakukan oleh konsumen dengan konsumen lainnya tanpa melalui suatu perusahaan, contoh konsumen X menjual barang langsung kepada konsumen Y melalui internet. 8. Collaborative Commerce C2B2C, merupakan transaksi secara tidak langsung antara konsumen dengan konsumen lain melalui suatu platform yang disediakan oleh suatu perusahaan, contoh konsumen X menjual barang di platform bukalapak dan dibeli oleh konsumen Y. 9. E-Government, merupakan transaksi yang dilakukan pemerintah terhadap perusahaan dan konsumen, contoh pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan perusahaan dan konsumen. 10. Social E-Commerce, merupakan transaksi bisnis yang terjadi melalui sosial media. 11. Mobile E-Commerce, merupakan transaksi bisnis yang memanfaatkan tekonologi mobile, seperti smartphone dan tablet. 12. Local E-Commerce, merupakan transaksi bisnis yang hanya bisa dilakukan disuatu daerah tertentu dimana konsumen harus datang kedaerah tersebut walaupun informasi bisnis bisa diperoleh melalui internet. E-Commerce dalam operasionalnya memiliki kerangka utama yaitu terdiri dari Turban et al., 2015, p. 9 1. People, termasuk didalamnya penjual, pembeli, perantara, sistem informasi dan lainnya. 2. Public policy, merupakan kebijakan dan peraturan publik seperti pajak, regulasi dan lainnya. 3. Marketing and advertising, merupakan pemasaran dan periklanan seperti promosi, konten web, target pemasaran dan lainnya. 4. Support services, merupakan layanan pendukung seperti logistik, pembayaran, keamanan sistem dan jaringan. 5. Business partnerships, merupakan kemitraan bisnis seperti program afiliasi, pertukaran dan lainnya. Teknologi dalam E-Commerce memiliki beberapa fitur atau dimensi yang perlu diketahui Laudon & Traver, 2014, p. 12 1. Ubiquity, tersedia kapan dan dimana saja. 2. Global reach, dapat menjangkau lintas batas negara. 3. Universal standards, terdapat satu set standar teknologi. 4. Richness, kaya akan konten seperti video, audio dan teks. 5. Interactivity, bekerja melalui interaksi dengan pengguna. 6. Information density, dapat mengurangi biaya informasi dan meningkatkan kualitas informasi itu sendiri. 7. Personalization/customization, informasi yang disampaikan kepada pelanggan dapat disesuaikan dengan karakteristik pelanggan baik pribadi maupun kelompok. 8. Social technology, pengguna dapat membuat dan berbagi konten dengan komunitas di seluruh dunia melalui jejaring sosial. E-Commerce memiliki komponen penting dalam operasionalnya yaitu sebagai berikut Hendarsyah, 2015, 2016, 2019, 2020 1. Inventory, merupakan ketersediaan barang, jasa dan data. 2. Electronic data interchange EDI, merupakan pertukaran data di dalam atau antar organisasi dengan bentuk informasi yang terstruktur dan bisa diolah oleh komputer. 3. Digital money, merupakan penggunaan uang secara elektronik yang mewakili suatu nilai moneter suatu negara. 4. Electronic catalogs, merupakan antar muka grafis graphical user interface/GUI yang umumnya berbentuk halaman web atau tampilan pada aplikasi, dimana menyediakan informasi tentang penawaran produk dan jasa. 5. Digital marketing, merupakan pemasaran yang dilakukan secara digital. 6. Logistics, merupakan distribusi barang, jasa dan data dari perusahaan suplier ke perusahaan atau perusahaan ke konsumen. 7. Intranet and extranet, intranet merupakan suatu jaringan di dalam perusahaan dan terdapat server yang hanya bisa diakses oleh internal perusahaan. Extranet merupakan suatu jaringan di dalam perusahaan dan terdapat server yang bisa diakses oleh pihak luar dengan otorisasi tertentu melalui internet. D. Isu-isu penting dalam IoT dan E-CommerceXu 2014 menyebutkan bahwa penerapan IoT dalam e-commerce terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian serius yaitu masalah keamanan jaringan, stabilitas sistem dan perlindungan data. Kemudian Xu 2014 mengatakan perlu juga alternatif yang baik dan seimbang antara permintaan pengembangan sistem, manajemen teknologi, serta keteraturan pengembangan sistem. Disisi lain Ruan & Shi 2016, mereka mengangkat isu bagaimana membuat sistem yang efektif untuk memantau dan menilai produk dalam perjalanan sewaktu pengiriman produk, sehingga selamat dan utuh sampai ke tangan konsumen. Baskaran, Sriram, Bonthala, & Vatti 2018 mengangkat isu bahwa konsumen yang berusia lanjut mengalami kesulitan dalam mengakses sistem e-commerce. Liu et al. 2019 mengangkat isu mengenai penerapan cyptocurency pada e-commerce berbasis IoT, mereka melihat bahwa terjadi kesalahan yang fatal dalam pengawasan dan komputasi yang besar. Hu, Chohan, & Liu 2020 mengangkat isu bagaimana niat konsumen dalam menggunakan layanan IoT. Hsieh 2020 juga mengangkat isu niat konsumen tetapi lebih ke arah keputusan membeli produk melalui e-commerce. Sama halnya dengan Xu, Kumar & Koti 2021 juga mengangkat isu mengenai keamanan dan privasi data. Xia & Liu 2021 mengangkat isu mengenai optimalisasi kinerja manajemen persediaan, teknik pelacakan pada IoT dan pengambilan keputusan. Ekren, Mangla, Turhanlar, Kazancoglu, & Li 2021 mengangkat isu manajemen persediaan berbasis IoT dimasa bencana alam dan pandemi. Tsang, Wu, Lam, Choy, & Ho 2021 mengangkat isu logistik berbasis IoT. E. Implementasi IoT dalam E-CommercePerangkat IoT memiliki kemampuan untuk bertukar data dan informasi secara otomatis melalui internet sehingga membantu perusahaan e-commerce dalam menjalankan bisnis mereka secara efektif dan efisien. Kemudian perangkat IoT juga mempermudah konsumen dalam memenuhi kebutuhannya melalui transaksi e-commerce, sehingga perlu dijabarkan bagaimana implementasi IoT dalam e-commerce. Implementasi IoT dalam e-commerce mencakup dalam beberapa aspek, mulai dari manajemen persediaan, logistik, pemeliharaan dan garansi, smart homes, payment, personalisasi, dan pengalaman konsumen Rangaiah, 2020; Xu, 2014. 1. Manajemen persediaan. Penerapan IoT telah mengubah pendekatan manajemen persediaan di suatu perusahaan, dengan mengurangi penggunaan tenaga manusia karena sering terjadi kesalahan dalam memenuhi ketersediaan produk. Pemanfaatan RFID, QR-Code, sensor, robot, dan rak cerdas sangat membantu perusahaan dalam mengontrol dan menjamin ketersediaan produk. Penggunaan RFID dan sensor dapat digunakan untuk mengetahui informasi mengenai produk seperti jenis produk, ketersediaan produk dan masa kadarluarsa produk. Penggunaan QR-Code dapat digunakan untuk mengetahui informasi ketersediaan setiap item produk. Sedangkan robot dimanfaatkan untuk mengelola pengambilan, peletakan, pengemasan dan tugas lainnya yang diperlukan untuk memastikan ketersediaan produk. Kemudian penggunaan rak cerdas, ini dapat mendorong manajemen persediaan menjadi lebih baik lagi, karena rak cerdas dapat memeriksa dan memberikan informasi ketersediaan produk dan dapat memesannya ketika diperlukan sehingga ketersediaan produk lebih terjamin. Dengan menggunakan IoT pada manajemen persediaan dapat mengurangi kesalahan yang dilakukan oleh manusia karena dapat terpantau secara real-time melalui internet menggunakan komputer atau smartphone maupun tablet. 2. Logistik. Penerapan IoT dapat membantu kegiatan logistik atau membawa produk, mulai dari pemasok sampai ke gudang dan dari gudang sampai ke konsumen. Pemanfaatan RFID, sensor, GPS, robot dan drone dalam membantu perusahaan dalam mengontrol pengangkutan produk. Penggunaan RFID, GPS dan sensor dapat membantu perusahaan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan produk selama perjalanan, mulai dari posisi keberadaan produk, kecepatan, kondisi produk dan suhu, sehingga dapat diketahui waktu kedatangan produk dan mencegah kehilangan dan kesalahan dalam pengiriman. Kemudian ini juga dapat menguntungkan konsumen dan pemasok, sebab bisa melacak keberadaan produk melalui smartphone atau tablet. Dengan adanya informasi posisi, kecepatan dan suhu kendaraan, ini juga bisa memberikan keputusan kepada perusahaan supaya dapat memperingatkan sopir atas kondisi kendaraan, sehingga bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan dan kehilangan produk. Kemudian robot dan drone juga dapat dimaanfaatkan sebagai alat pengantar produk langsung ketangan konsumen. Robot ataupun drone akan melakukan pengantaran sesuai dengan alamat yang dituju dan melakukan pemindaian melalui QR-Code di smartphone atau sidik jari maupun wajah konsumen, jika pemindaian valid maka produk akan diserahkan ke konsumen. 3. Pemeliharaan dan garansi. Penerapan IoT merupakan hal yang efektif dalam peniliaan produk atau barang dari jarak jauh serta dapat memprediksi pemeliharaan dan menganalisis kinerja produk. Perusahaan besar biasanya menanamkan sensor kedalam produk mereka sehingga dapat mengantisipasi terjadinya kerusakan. Ketika konsumen menggunakan produk diluar standar pengoperasian produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan, maka sensor akan memberikan informasi ke perusahaan melalui komputer ataupun smartphone. Sehingga perusahaan dapat menghubungi dan memperingatkan konsumen karena telah menggunakan produk diluar standar yang ada. Berdasarkan informasi sensor perusahaan juga dapat menghubungi konsumen untuk menawarkan pemeliharaan dan perbaikan terhadap produk. Ketika produk hilang atau dicuri, perangkat IoT juga dapat memberikan notifikasi sebagai peringatan kepada konsumen melalui smartphone. 4. Smart homes. Smart homes atau rumah cerdas, merupakan rumah yang dipasang perangkat IoT dalam memenuhi kebutuhan penghuni rumah, perangkat tersebut berupa asisten suara. Asisten suara terkoneksi ke server dan internet serta perangkat-perangkat yang ada dirumah seperti lemari es cerdas, kompor listrik cerdas, sensor pintu, listrik, cctv dan sebagainya. Sebagai contoh, ketika tuan rumah menanyakan suatu produk yang ada di lemari es maka asisten suara akan memberikan informasi ketersediaannya, jika sudah habis atau tinggal sedikit maka asisten suara akan menanyakan apakah akan di pesan produk tersebut ke minimarket atau supermarket langganan terdekat. Ketika sudah dipesankan maka produk akan diantar kerumah dan pembayaran bisa dilakukan dengan uang digital dengan memindai QR-Code. 5. Payment. Pembayaran dalam transaksi e-commerce sudah menggunakan teknologi IoT. Penerapan teknologi RFID sudah dilakukan dengan cara menanamkan RFID di perangkat PDA, sim card dan smart card. Konsumen tinggal mengisi uang pada akun yang telah didaftarkan melalui bank, kemudian ketika melakukan transaksi pembayaran maka konsumen tinggal menempelkan perangkat yang ada ke RFID reader yang disediakan oleh pihak penyedia ditempat bertransaksi, maka uang akan langsung terpotong sesuai dengan jumlah transaksi yang dilakukan. Kemudian penerapan teknologi QR-Code sudah banyak dilakukan pada uang digital saat ini. Konsumen harus menginstal aplikasi uang digital dan melakukan pendaftaran, kemudian melakukan deposit melalui transfer bank atau mesin ATM. Ketika melakukan transaksi pembayaran maka konsumen tinggal memindai QR-Code yang telah tersedia sewaktu transaksi dan uang langsung terpotong sesuai dengan jumlah transaksi yang dilakukan. 6. Personalisasi. Perusahaan e-commerce harus mempunyai informasi mengenai kepuasan dan pengalaman konsumen dari produk yang telah dibelinya sehingga dapat meningkatkan loyalitas dan pendapatan bagi perusahaan. Informasi dan data tersebut berasal dari perangkat-perangkat yang digunakan dalam rumah cerdas. Sebagai contoh, ketika lemari es di rumah konsumen menghabiskan terlalu banyak energi listrik, sehingga sensor memberikan informasi ke perusahaan. Berdasarkan informasi tersebut perusahaan dapat mengirimkan iklan kepada konsumen berupa informasi mengenai lemari es terbaru yang hemat listrik dan ramah lingkungan, sehingga dapat memikat mereka karena dapat menghemat biaya dan energi. Semua informasi yang diterima baik oleh perusahaan maupun konsumen tersampaikan melalui smartphone. Kemudian contoh lain pada perusahaan asuransi kendaraan, perusahaan bisa memasang perangkat IoT seperti GPS dan sensor kecepatan. Ketika terjadi kecelakaan perusahaan bisa mendapat informasi mengenai dimana terjadi kecelakaan dan penyebab kecelakaan, sehingga perusahaan bisa menyesuaikan klaim konsumen dengan ketentuan perusahaan yang telah disetujui oleh konsumen sewaktu mendaftar asuransi. 7. Pengalaman konsumen. Pemanfaatan IoT memberikan perbedaaan terhadap suatu perusahaan dengan perusahaan saingan lainnya. IoT bisa digunakan untuk mengumpulkan data dan pengetahuan baru tentang berbagai item populer melalui media sosial. IoT juga dapat memfasilitasi pengalaman berbelanja yang lebih inklusif bagi konsumen perusahaan dengan tingkat personalitas yang lebih besar sehingga menghasilkan kepuasan konsumen dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam berbagi pengalaman berbelanja dan kebutuhan yang diinginkan. Kemudian IoT juga dapat mengetahui dan mendeteksi pola belanja konsumen melalui pembelian sebelumnya dan hasil penelusuran produk mereka, sehingga perusahaan bisa menyampaikan informasi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selanjutnya IoT juga dapat melakukan penyesuaian layanan, produk dan penawaran sesuai dengan preferensi atau ketertarikan konsumen. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai perilaku konsumen, sehingga mempermudah perusahaan untuk menarik minat konsumen bahkan bisa mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Dalam mengumpulkan dan mengolah data dari konsumen, IoT menggunakan algoritma cerdas yang terpasang pada server perusahaan sehingga menghasilkan informasi yang baik bagi perusahaan dan konsumen. F. Dampak Implementasi IoT dalam E-CommerceSetiap implementasi teknologi akan ada dampak positif dan negatifnya, begitu juga pada implementasi IoT dalam e-commerce. Dampak positif implementasi IoT dalam e-commerce dapat dijabarkan sebagai berikut 1. Dapat meningkatkan kualitas manajemen persediaan, karena pemantauan sirkulasi persediaan dilakukan secara real-time melalui internet, sehingga kesalahan yang biasa dilakukan manusia bisa diminimalisir. 2. Dapat menganalisis dan memperkirakan informasi produk diberbagai tahap persediaan. 3. Dapat meningkatkan kualitas layanan logistik, dengan pemanfaatan teknologi RFID, GPS, sensor, robot dan drone dapat mengoptimalkan informasi bagi perusahaan dan konsumen, sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan logistik perusahaan dan kepuasan konsumen. 4. Dapat meningkatkan pemantauan kualitas produk, karena informasi selalu update secara real-time. 5. Dapat mengintegrasikan arus informasi pada e-commerce. 6. Dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan e-commerce. 7. Dapat meningkatkan aliran modal perusahaan e-commerce, karena sistem pembayaran bekerjasama dengan operator telekomunikasi, produsen smartphone, dan pihak bank. Dampak negatif implementasi IoT dalam e-commerce dapat dijabarkan sebagai berikut 1. Perusahaan e-commerce memerlukan modal yang besar dalam penyediaan infrastruktur IoT. 2. Perusahaan harus merekrut sumber daya manusia yang terampil dan memahami teknologi dengan bayaran yang lebih tinggi. 3. Perusahaan yang migrasi menggunakan IoT akan melakukan pengurangan tenaga kerja. 4. Risiko keamanan dan perlindungan data semakin tinggi. G. Kesimpulan Implementasi IoT dalam e-commerce ternyata banyak memberi dampak positif terhadap dunia e-commerce terutama kepada perusahaan dan konsumen. Tetapi dampak positif tersebut untuk perusahaan, mayoritas hanya dapat dirasakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang memiliki modal yang besar. Sedangkan untuk perusahaan kecil dan menengah ini akan menjadi masalah tersendiri karena keterbatasan anggaran. Sebab infrastruktur IoT yang lengkap dan canggih membutuhkan anggaran yang sangat besar, baik dari segi pengadaan perangkat keras, perangkat lunak maupun sumber daya manusianya. Sedangkan perusahaan kecil dan menengah dapat menggunakan IoT secara parsial dan tidak maksimal karena harus disesuaikan dengan kondisi anggaran perusahaan. Kemudian implementasi IoT tidak terlepas dari risiko keamanan dan perlindungan data, sebab dengan adanya otomasi dan penggunaan jaringan internet, kemungkinan pihak-pihak lain yang tidak berkepentingan menyusup kejaringan tanpa otorisasi yang legal, sehingga dapat mengambil data dan menyalahgunakannya serta kemungkinan mengganggu sistem yang sedang berjalan. Daftar Pustaka Baskaran, A., Sriram, A., Bonthala, S., & Vatti, J. V. 2018. Smart HealthCare System Using IoT with E-Commerce. Lecture Notes on Data Engineering and Communications Technologies, 15, 361–369. Ekren, B. Y., Mangla, S. K., Turhanlar, E. E., Kazancoglu, Y., & Li, G. 2021. Lateral inventory share-based models for IoT-enabled E-commerce sustainable food supply networks. Computers and Operations Research, 130. Guo, P., Han, M., Cao, N., & Shen, Y. 2017. The Research on Innovative Application of E-Commerce in IoT Era. Proceedings - 2017 IEEE International Conference on Computational Science and Engineering and IEEE/IFIP International Conference on Embedded and Ubiquitous Computing, CSE and EUC 2017, 2, 410–413. Hartarto, A. 2018. Making Indonesia Strategi RI Masuki Revolusi Industri Ke-4. Retrieved August 17, 2021, from Kementerian Perindustrian Republik Indonesia website Hendarsyah, D. 2015. Bisnis Toko Online. IQTISHADUNA Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 41, 1–14. Hendarsyah, D. 2016. Penggunaan Uang Elektronik Dan Uang Virtual Sebagai Pengganti Uang Tunai Di Indonesia. IQTISHADUNA Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 51, 1–15. Hendarsyah, D. 2019. E-Commerce Di Era Industri Dan Society IQTISHADUNA Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 82, 171–184. Hendarsyah, D. 2020. Pemasaran Digital Dalam Kewirausahaan. IQTISHADUNA Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 91, 25–43. Hsieh, 2020. Interdisciplinarily exploring the most potential IoT technology determinants in the omnichannel e-commerce purchasing decision-making processes. Applied Sciences Switzerland, 102. Hu, G., Chohan, S. R., & Liu, J. 2020. Does IoT service orchestration in public services enrich the citizens’ perceived value of digital society? Asian Journal of Technology Innovation, 1–27. Isyanto, H., Ibrahim, W., & Meilisha, Z. A. 2020. Desain Monitoring Human Tracking dengan RFID dan GPS. RESISTOR ElektRonika KEndali TelekomunikaSI Tenaga LiSTrik KOmputeR, 31, 9–16. Isyanto, H., Solikhin, A., & Ibrahim, W. 2019. Perancangan dan Implementasi Security System pada Sepeda Motor Menggunakan RFID Sensor Berbasis Raspberry Pi. RESISTOR ElektRonika KEndali TelekomunikaSI Tenaga LiSTrik KOmputeR, 21, 29–37. IWS. 2021. World Internet Usage and Population Statistics, 2021 Year-Q1 Estimates. Retrieved August 17, 2021, from Internet World Stats website Jeon, 2015. A Study on Technology Embedded English Classes Using QR Codes. International Journal of Contents, 111, 1–6. Ju, Z., & Li, Y. 2011. Analysis on Internet of Things IoT based on the “Subway Supermarket” E-commerce mode of TESCO. Proceedings - 2011 4th International Conference on Information Management, Innovation Management and Industrial Engineering, ICIII 2011, 2, 430–433. Kumar, S. S., & Koti, M. S. 2021. An hybrid security framework using internet of things for healthcare system. Network Modeling Analysis in Health Informatics and Bioinformatics, 101, 52. Kurniawan, F., & Surahman, A. 2021. Sistem Keamanan Pada Perlintasan Kereta Api Mengunakan Sensor Infrared Berbasis Mikrokontroller Arduino Uno. Jurnal Tekonoligi Dan Sistem Tertanam, 21, 7–12. Retrieved from Laudon, K. C., & Traver, C. G. 2014. E-Commerce Business, Technology & Society 10th edition. New Jersey Pearson. Liu, C., Xiao, Y., Javangula, V., Hu, Q., Wang, S., & Cheng, X. 2019. NormaChain A blockchain-based normalized autonomous transaction settlement system for IoT-based e-commerce. IEEE Internet of Things Journal, 63, 4680–4693. Pasaribu, C. M., Idawati, L., & Simanjuntak, M. R. A. 2020. Analisis Peluang Penggunaan Metode Pemindai Laser 3 Dimensi untuk Penjaminan Mutu di Era Industri pada Proyek Konstruksi di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS X 2020, 368–374. Retrieved from Peng, Z. L., & Huang, Y. L. 2014. Research on E-commerce intelligence based on IOT and big data. Applied Mechanics and Materials, 496–500, 1889–1894. Rangaiah, M. 2020. 6 Applications of IoT in Ecommerce. Retrieved August 22, 2021, from website Ruan, J., & Shi, Y. 2016. Monitoring and assessing fruit freshness in IOT-based e-commerce delivery using scenario analysis and interval number approaches. Information Sciences, 373, 557–570. Rusdan, M., & Sabar, M. 2020. Design and Analysis of Wireless Network with Wireless Distribution System using Multi-Factor Authentication-based User Authentication. Journal of Information Technology, 21, 17–24. Shang, X., Zhang, R., & Chen, Y. 2012. Internet of Things IoT service Architecture and its application in e-commerce. Journal of Electronic Commerce in Organizations, 103, 44–55. Singh, S., & Singh, N. 2015. Internet of Things IoT Security challenges, business opportunities & reference architecture for E-commerce. Proceedings of the 2015 International Conference on Green Computing and Internet of Things, ICGCIoT 2015, 1577–1581. Sohaib, O., Lu, H., & Hussain, W. 2017. Internet of Things IoT in E-commerce For people with disabilities. Proceedings of the 2017 12th IEEE Conference on Industrial Electronics and Applications, ICIEA 2017, 419–423. Statista. 2021. Retail e-commerce sales worldwide from 2014 to 2024. Retrieved August 17, 2021, from website Tsang, Y. P., Wu, C. H., Lam, H. Y., Choy, K. L., & Ho, G. T. S. 2021. Integrating Internet of Things and multi-temperature delivery planning for perishable food E-commerce logistics a model and application. International Journal of Production Research, 595, 1534–1556. Turban, E., King, D., Lee, J. K., Liang, & Turban, D. C. 2015. Electronic Commerce A Managerial and Social Networks Perspective Eighth Edition. Switzerland Springer. Xia, L., & Liu, S. 2021. Intelligent IoT-Based Cross-Border e-Commerce Supply Chain Performance Optimization. Wireless Communications and Mobile Computing, 2021, 1–13. Xu, X. 2014. IoT technology research in E-Commerce. Information Technology Journal, 1316, 2552–2559. Yao, Y., Yen, B., & Yip, A. 2015. Examining the effects of the internet of things IoT on e-commerce Alibaba case study. In D. T. C. Cheng Ed., Proceedings of the International Conference on Electronic Business ICEB Vol. 2015-Janua, pp. 247–257. Retrieved from Yu, H., & Zhang, X. 2017. Research on the Application of IoT in E-Commerce. Proceedings - 2017 IEEE International Conference on Computational Science and Engineering and IEEE/IFIP International Conference on Embedded and Ubiquitous Computing, CSE and EUC 2017, 2, 434–436. Yunus, M. M., Yen, E. L. Y., Khair, A. H. M., & Yusof, N. M. 2020. Acquisition of Vocabulary in Primary Schools Via GoPic with QR Code. International Journal of English Language and Literature Studies, 93, 121–131. Biografi Penulis Decky Hendarsyah, lahir di bumi minangkabau tepatnya di kota Bukittinggi Sumatera Barat, menghabiskan masa studi dari TK sampai dengan SMA di kota Padangpanjang Sumatera Barat. Kemudian melanjutkan studi pada program studi S1 Sistem Informasi di Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang Sumatera Barat pada tahun 1998. Sebelum melanjutkan S1 pernah menyelesaikan pendidikan program D1 Ilmu Komputer di Institut Pelatihan Komputer IPK di kota Bukittinggi. Tahun 2002 pernah bekerja sebagai staf IT di STAIN Batusangkar Sumatera Barat. Tahun 2003 hijrah ke bumi melayu tepatnya di kabupaten Bengkalis Riau. Tahun 2008 melanjutkan studi pada program studi S2 Ilmu Komputer di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Sejak tahun 2003 sampai saat ini menjadi dosen tetap di STIE Syariah Bengkalis Riau, sekarang ditempatkan sebagai dosen tetap di program studi Manajemen Bisnis Syariah. Pernah menjadi dosen tamu di Politeknik Negeri Bengkalis Riau pada program studi D3 Teknik Informatika dan program studi D4 Teknik Mesin Produksi dan Perawatan dari tahun 2011-2016. Sejak tahun 2019 sampai saat ini, mulai aktif sebagai penulis, editor dan reviewer di beberapa jurnal nasional. Ketertarikan studi yaitu pada bidang ilmu komputer, sistem informasi, crypthography, data and information security, steganography, e-commerce, ekonomi digital, bisnis digital, big data, data science, machine learning dan artificial intelligence. Email deckydb Orcid 0000-0002-7414-9145 Google Scholar hMtfejMAAAAJ Web of Science AAC-8741-2021 Sinta 6691366 Implementasi IoT dalam Perspektif Bidang Teknik Nuta Media, Yogyakarta Ukuran 15 x 23 Halaman 174 + viii Cetakan I, Nopember 2021 ISBN 978-623-6040-80-5 Penulis Ihwana As'ad, Decky Hendarsyah, Andiyan, Leonardus Setia Budi Wibowo, Sitti Rachmawati Yahya, Muhammad Alwi, Fresy Nugroho, Ahmad Nur Sheha Gunawan, Muchammad Zaenal Muttaqin, Sri Restu Ningsih, Adriyendi, Nyimas Yanqoritha, Faried Effendy, Bedjo Utomo, Kuswandi, Meyga Fitri Handayani Nasution Editor Alifry Aristo Jansen Sampul Latif Azad Mustofa Layout Ari Setiawan Diterbitkan oleh Nuta Media Anggota IKAPI No. 135/DIY/2021 Jl. P. Romo, No. 19 Kotagede Yogjakarta 2021, Hak cipta dilindungi undang-undang ISI DILUAR TANGGUNG JAWAB PENERBIT DAN PERCETAKAN ResearchGate has not been able to resolve any citations for this XiaSitong LiuInternet of Things IoT technology can benefit automated production, agriculture, intelligent autonomous driving, and many other industries by using billions of smart devices. As a good example, intelligent IoT and 5G are the main source of information acquisition and play an important role in the multiobjective optimization process of the supply chain. This paper develops an optimal management and coordination method to improve the performance of cross-border e-commerce supply chain by using IoT tracking technique and multiobjective decision-making. The numerical results justify that our proposed scheme has high internal consistency, with the Cronbach’s alpha factor of each dimension of the optimized decision model all greater than 80%. Muchamad RusdanMuhamad SabarWireless networks are one of the best alternatives in building practical and flexible computer networks that have high mobility. Most of them use wireless networks to support existing cable networks, but on wireless networks, they still use cable media as a backbone of the access point, which supports communication users can access the internet and find information. The problem of using cables as backbone media can be a significant challenge in places that are difficult to reach by wires. Wireless networks provide convenience and convenience that is high enough to use. As long as they are in an area that is supported by a wireless network, users can access the internet at any time. To make the wireless network connected to the internet safe and easy to use, we can create a user authentication system based on Multi-Factor Authentication MFA that can be used to authenticate and authorize. In general, each user can use existing wireless network services by verifying users based on Wifi Protected Access 2 Pre-Shared Key WPA2-PSK. The purpose of this research is to develop a wireless network that uses Multi-Factor Authentication MFA based user authentication to be able to connect to the wireless network to increase security and provide the use of existing wireless networks. The research method used in this study uses descriptive qualitative research methods, with data collection using literature study and observation techniques. After analysis and design, it can be concluded that user authentication is based on Multi-factor Authentication MFA in a safe and user-friendly manner that can determine the users who are allowed and not allowed to use wireless E-commerce is a new business model that relies on autonomous transaction management on IoT-devices. The management system towards IoT-based E-commerce demands autonomy, lightweight and legitimacy. As blockchain is an innovative technology that is competent in governing the decentralized network, we adopt it to design the autonomous transaction management system on IoT E-commerce. However current blockchain solutions, most namely cryptocurrencies, have fatal drawbacks of non-supervisability and huge computational overhead, and hence cannot be directly applied on IoT-based E-commerce. In this paper, we propose NormaChain, a blockchain-based normalized autonomous transaction settlement system for IoT-based E-commerce. By designing a special three-layer sharding blockchain network, we can significantly increase transaction efficiency and system scalability. Additionally, by designing an innovative decentralized public key searchable encryption scheme Decentralized PEKS scheme, we can uncover illegal and criminal transactions and achieve crime traceability. Our new DPEKS scheme cryptographically eliminates the dependence of a trusted central authority in the original PEKS scheme and instead expands it to a fully decentralized governance, which distributes the supervision power equally among all parties. More importantly, by proving NormaChain is secure against chosen ciphertext attacks CCA and against the stealing of the secret key, we show that NormaChain prevents a legitimate user’s privacy from being violated by banks, supervisors or malicious adversaries. Finally, we deliver the NormaChain system with design details and full implementations. Experiments show that the average transaction-per-second TPS on IoT devices is around 113, and the supervision accuracy is 100% when proper target illegal keywords are the rapid growth of perishable food e-commerce businesses, there is a definite need for logistics services providers to manage parcel shipments with multi-temperature requirements. E-commerce characteristics, including time-critical delivery, fragmented orders, and high product variety, should be further considered to extend the ontology of multi-temperature joint distribution. However, traditional delivery route planning is insufficient because it merely minimises the cost of travelling between customer locations. Factors related to food quality and arrival time windows should also be considered. In addition, handling dynamic incident management, such as violations of handling requirements during delivery, is lacking. This leads to the likelihood of food deteriorating before it reaches the consumers, thereby impacting customer satisfaction. This paper proposes an Internet of Things-based multi-temperature delivery planning system IoT-MTDPS, embedding a two-phase multi-objective genetic algorithm optimiser 2PMGAO. The formulation of delivery routing mainly considers product-dependent multi-temperature characteristics, service level, transportation cost, and number of trucks. Once there are unexpected incidents which are detected by Internet of Things technologies, 2PMGAO can optimise the membership functions of fuzzy logic for rerouting the e-commerce delivery plan. With using IoT-MTDPS, the capability of handling e-commerce orders is enhanced, while customer satisfaction can be maintained at a designated new Edition of Electronic Commerce is a complete update of the leading graduate level/advanced undergraduate level textbook on the subject. Electronic commerce EC describes the manner in which transactions take place over electronic networks, mostly the Internet. It is the process of electronically buying and selling goods, services, and information. Certain EC applications, such as buying and selling stocks and airline tickets online, are reaching maturity, some even exceeding non-Internet trades. However, EC is not just about buying and selling; it also is about electronically communicating, collaborating, and discovering information. It is about e-learning, e-government, social networks, and much more. EC is having an impact on a significant portion of the world, affecting businesses, professions, trade, and of course, people. The most important developments in EC since 2014 are the continuous phenomenal growth of social networks, especially Facebook , LinkedIn and Instagram, and the trend toward conducting EC with mobile devices. Other major developments are the expansion of EC globally, especially in China where you can find the world's largest EC company. Much attention is lately being given to smart commerce and the use of AI-based analytics and big data to enhance the field. Finally, some emerging EC business models are changing industries the shared economy models of Uber and Airbnb. The 2018 9th edition, brings forth the latest trends in e-commerce, including smart commerce, social commerce, social collaboration, shared economy, innovations, and mobility. Sachchidanand SinghNirmala SinghThe Internet of Things IoT represents a diverse technology and usage with unprecedented business opportunities and risks. The Internet of Things is changing the dynamics of security industry & reshaping it. It allows data to be transferred seamlessly among physical devices to the Internet. The growth of number of intelligent devices will create a network rich with information that allows supply chains to assemble and communicate in new ways. The technology research firm Gartner predicts that there will be 26 billion installed units on the Internet of Things IoT by 2020[1]. This paper explains the concept of Internet of Things IoT, its characteristics, explain security challenges, technology adoption trends & suggests a reference architecture for E-commerce XuInternet of Tilings IOT is a new revolution in information technology after the internet and mobile communication network, it contains a huge room for innovation and opportunity. Internet of things takes advantage of smart devices and sensing technology to perceive and recognize the physical world. By RFID radio frequency technology, network transmission interconnection, signal processing and computing, information is shared and seamless connection is realized between tilings or between persons and tilings, the real-time monitoring things, accurate management and scientific decision-making are achieved. In this study, the development trend of IOT applications has been analyzed in e-commerce, the problems are described in traditional e-commerce. In the IOT technology application, there are three important aspects, such as e-commerce inventoiy, logistics, payment. We studied the key technical issues of Things development, e-commerce security measures, their system configuration structures and that the intelligent identification, positioning, tracking, monitoring and management are integrated between the IOT and e-commerce.

dampak negatif internet of things